Selasa, 08 November 2011

Zona Kematian Baru Di Laut

Ahli biologi dari Greenpeace, Paul Horsman, memeriksa tumpahan minyak
yang terdampar ke pantai karena badai di muara sungai Mississippi dekat
Venice, Louisiana, AS, Senin (17/5). Meski BP mengklaim berhasil
menyedot sebagian minyak yang tersembur dari sumur lepas pantai di
Deepwater Horizon, tak urung pencemaran minyak mencapai pantai.

MIAMI, KOMPAS.com — Gelombang
tumpahan minyak mentah berskala besar di Teluk Meksiko kini mulai
menciptakan "zona kematian" baru yang masif bagi biota laut akibat
kehabisan oksigen. Setidaknya para sarjana menemukan lebih dari 150
penyu laut dan 12 lumba-lumba mati atau sekarat.

"Biasanya
akibat kebocoran minyak di laut dangkal, apa saja meluncur ke
permukaan. Dampak terburuk tentu saja dialami makhluk permukaan,
seperti penyu, lumba-lumba, dan burung," kata Paul Montagna, ahli
ekologi maritim Institut Penelitian Harte, Selasa (18/5/2010).

Montagna
khusus mempelajari ekologi laut Teluk Meksiko. Kebocoran di kilang
minyak Deepwater Horizon, Teluk Meksiko, di lepas pantai Louisiana,
Amerika Serikat, ini terjadi di laut dalam. Sumur yang bocor berada di
kedalaman 5.000 kaki di bawah permukaan laut. Selain menyemburkan
minyak ke permukaan, sumur mengeluarkan ter, aspal, dan lumpur yang
membunuh berbagai biota di laut dalam.

Zona kematian
Montagna
menyebutkan, lingkungan laut yang tercemar kini adalah "zona kematian"
baru bagi jutaan makhluk di laut, termasuk plankton, mikroba, dan
organisme lain. Sebelumnya, teluk sudah menjadi zona kematian akibat
limbah industri pertanian yang mengalir lewat Mississippi.

Ikan,
udang, lumba-lumba, burung, dan makhluk hidup lain yang migrasi dari
sekitar muara Mississippi ke timur kini terjebak lagi oleh tumpahan
minyak dari sumur Deepwater Horizon. Selain karena minyak mentah,
cairan kimia beracun (dispersant) yang dituangkan ke laut untuk
mengurai minyak juga dapat memutuskan aliran oksigen.

Sudah
lebih dari 580.000 galon cairan beracun dituang ke laut dan dialirkan
lewat pipa ke sumur. Wilma Subra, ahli kima dan konsultan Jaringan Aksi
Lingkungan Louisiana, dan Chris D'Elia, serta Dekan Fakultas Pantai dan
Lingkungan Hidup Universitas Negeri Louisiana, merisaukan hal yang sama.

Michael
Ziccardi—dokter hewan yang ikut misi penyelamatan satwa liar di pesisir
Louisiana, Mississippi, Alabama, dan Florida—menuturkan, 156 penyu mati
akibat pencemaran ini. Seorang staf Wildlife Louisiana menyebutkan, 5
spesies lumba-lumba terancam. Sekitar 12 lumba-lumba mati. Burung
relatif aman, tetapi kondisinya bisa memburuk.

Tekanan berkurang
Sudah
satu bulan, sejak kebocoran pada 20 April, Teluk Meksiko tercemar. Dari
5.000 barrel minyak menggelontor per harinya, kini 2.000 barrel di
antaranya ditekan pihak operator, BP PLc. Berbagai upaya dilakukan
untuk menekan semburan minyak, termasuk menurunkan kubah raksasa
seberat 100 ton.

BP PLc juga sudah melibatkan 750 kapal, termasuk skimmer,
tongkang, kapal pandu, dan penampung minyak, untuk membersihkan
tumpahan di permukaan. Sejauh ini, 15.600 klaim ganti rugi diajukan dan
2.700 di antaranya dibayar oleh BP PLc. (AFP/AP/REUTERS/CAL)
sumber: internasional.kompas.com

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

..>>JANGAN LUPA KOMENTARNYA YAA<<..

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites